Jumat, 15 Juni 2012

MAKALAH PEND.FISIKA INTI KELOMPOK IV

Diposting oleh AGUSTIN PARYATI (embul) di 00.40

PENINGKATAN MUTU KAYU DENGAN TEKNOLOGI POLIMERISASI RADIASI





DISUSUN OLEH :
Agustin Paryati
08091002034
Lidia
080910020..
Rela Asmara
080910020..
Shanta Maria
080910020..
Krismanto Nainggolan
080910020..
Robinson Sinurat
080910020..
Yudha
080910020..

Mata Kuliah                 : Pend.Fisika Inti
Semester                       : VI (Enam)
Dosen Pengajar           : Dr. Fitri
JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2012


BACA SELENGKAPNYA

DAFTAR ISI
Daftar isi
BAB.I PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
1.2  Tujuan
1.3  Masalah
BAB.II DASAR TEORI
BAB.III PEMBAHASAN
BAB.IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA













BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Penggunaan teknologi radiasi paling besar diaplikasikan dalam proses kimia suatu industri. Karena membawa energi yang cukup tinggi, radiasi dapat bertindak sebagai katalis untuk merangsang terjadinya perubahan kimia suatu bahan, salah satunya adalah untuk merubah bahan kimia sejenis molekul atau lebih menjadi molekul yang lebih besar. Secara umum dapat dikatakan bahwa polimerisasi merupakan usaha untuk memadukan becairan dari senyawa organik dalam golongan monomer menjadi polimer. Salah satu sifat dari monomer adalah ketika menerima paparan radiasi bahan monomer dapat berubah menjadi bahan baru yang disebut polimer, yaitu bahan padat yang sangat keras pada suhu kamar. Di industri, teknologi radiasi dipakai untuk memproduksi bahan bermutu tinggi yang memiliki sifat yang sangat kuat.
Salah satu pemanfaatan teknik nuklir menggunakan radiasi adalah untuk meningkatkan kualitas produk. Tidak banyak diketahui, sudah banyak produk-produk industri yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari mengandung komponen yang proses pembuatannya melibatkan teknologi radiasi. Salah satu contoh yang dibahas dalam radiasi dalam bahan  atau material yaitu proses peningkatan mutu kayu dengan teknologi polimerisasi radiasi.

1.2  Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan ini yaitu :
1.      Mengetahui proses peningkatan mutu kayu dengan teknologi polimerisasi radiasi
2.      Mengetahui proses pelapisan permukaan kayu

1.3  Masalah
1.      Bagaimana proses peningkatan mutu kayu dengan teknologi polimerisasi radiasi?
2.      Bagaimana proses pelapisan permukaan kayu?
































BAB II
DASAR TEORI


Dalam fisika, radiasi mendeskripsikan setiap proses di mana energi bergerak melalui media atau melalui ruang, dan akhirnya diserap oleh benda lain. Orang awam sering menghubungkan kata radiasi ionisasi (misalnya, sebagaimana terjadi pada senjata nuklir, reaktor nuklir, dan zat radioaktif), tetapi juga dapat merujuk kepada radiasi elektromagnetik (yaitu, gelombang radio, cahaya inframerah, cahaya tampak, sinar ultra violet, dan X-ray), radiasi akustik, atau untuk proses lain yang lebih jelas. Apa yang membuat radiasi adalah bahwa energi memancarkan (yaitu, bergerak ke luar dalam garis lurus ke segala arah) dari suatu sumber. geometri ini secara alami mengarah pada sistem pengukuran dan unit fisik yang sama berlaku untuk semua jenis radiasi. Beberapa radiasi dapat berbahaya.
Penggunaan teknologi irradiasi paling besar diaplikasikan dalam proses kimia suatu industri. Karena membawa energi yang cukup tinggi, radiasi dapat bertindak sebagai katalis untuk merangsang terjadinya perubahan kimia suatu bahan, salah satunya adalah untuk merubah bahan kimia sejenis molekul atau lebih menjadi molekul yang lebih besar. Secara umum dapat dikatakan bahwa polimerisasi merupakan usaha untuk memadukan becairan dari senyawa organik dalam golongan monomer menjadi polimer. Salah satu sifat dari monomer adalah ketika menerima paparan radiasi bahan monomer dapat berubah menjadi bahan baru yang disebut polimer, yaitu bahan padat yang sangat keras pada suhu kamar. Di industri, teknologi irradiasi dipakai untuk memproduksi bahan bermutu tinggi yang memiliki sifat yang sangat kuat.
Salah satu pemanfaatan teknik nuklir menggunakan radiasi adalah untuk meningkatkan kualitas produk. Tidak banyak diketahui, sudah banyak produk-produk industri yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari mengandung komponen yang proses pembuatannya melibatkan teknologi radiasi. . Salah satu contoh yang dibahas dalam radiasi dalam bahan  atau material yaitu proses peningkatan mutu kayu dengan teknologi polimerisasi radiasi.
Polimerisasi merupakan reaksi kimia yang menggabungkan dua berapa unsur menjadi satu zat yang berpadu. Teknik polimerisasi radiasi merupakan salah satu dari pemanfaatan radiasi untuk memodifikasi polimer. Tujuannya adalah mengolah bahan mentah yang berasal dari alam maupun sintesanya, seperti polietilen dan polipropilen, menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi.
Teknologi  polimerisasi   radiasi  adalah salah satu  teknologi  nuklir  yang dapat  diaplikasikan pada industri polimer yaitu untuk mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi, dengan bantuan sinar radiasi sebagai sumber energi. Radiasi berfungsi sebagai alat untuk mempermudah, mempercepat, atau memperbaiki reaksi kimia yang diperlukan di dalam   proses   polimerisasi.  Secara   konvensional   reaksi   kimia   dimaksud,   biasanya berlangsung melalui   inisiator,  bahan  kimia dan energi  panas.  Dalam proses  polimerisasi radiasi,  pemakaian bahan kimia dan panas  sangat  sedikit,  baik  jenis maupun kadarnya, karena   sudah   terwakili   oleh   sumber   radiasi   tersebut.   Penelitian   dan   pengembangan polimerisasi radiasi di Indonesia telah dirintis sejak 25 tahun yang lalu, dengan maksud ikut memberikan sumbangan dalam meningkatkan kualitas bahan polimer di Indonesia. Di   negara  maju,   teknologi   polimerisasi   radiasi   telah   dikenal   dengan   baik,  misalnya   di Belanda,  dibangun pabrik pelapisan permukaan pintu dengan  radiasi  elektron pada  tahun 1973 oleh perusahaan pintu “Svedex”. Pada tahun 1974 Perancis membangun perusahaan meubel   “Parisot”,   selanjutnya  Jerman  barat   juga membangun pabrik   serupa.  Di  Amerika Serikat  perusahaan kayu Universal  Wood  INC membangun  fasilitas  radiasi  elektron untuk proses pelapisan permukaan papan. Indonesia merupakan negara potensial  untuk pemanfaatan  teknologi   radiasi,  karena kaya bahan polimer  alam misalnya karet  dan kayu.  Kedua komoditi   tersebut  sangat  potensial keberadaannya   di   tanah   air   yang   areanya   sangat   luas,   bahkan   nomor   satu   di   dunia. Disamping  itu ada polimer  sintesa yang banyak digunakan masyarakat  yaitu polipropilen, polietilen, yang sering disebut palastik.
Sumber Radiasi
Ada dua sumber   radiasi  yang sering digunakan dalam proses polimerisasi   radiasi  yaitu  : sumber   radiasi  yang memancarkan sinar  gamma dan sumber   radiasi  yang memancarkan sinar berkas elektron. Sumber radiasi sinar gamma, biasanya dihasilkan dari isotop radioaktif Cobalt-60 dan Cesium-137.  Energi  yang dihasilkan Cobalt-60 cukup besar  yaitu 1,17 MeV dan 1,33 MeV, sedangkan Cesium-137 ialah 0,66 MeV. Sumber   radiasi   sinar   berkas   elektron   adalah   sumber   radiasi   yang  dihasilkan  dari  Mesin Berkas Elektron (MBE). Badan Tenaga Nuklir Nasional telah memiliki sumber radiasi tersebut dengan rincian sebagai berikut :
[1]























BAB III
PEMBAHASAN

PROSES POLIMERISASI RADIASI
Bahan yang akan diolah menjadi produk baru dapat berupa polimer, monomer atau oligomer misalnya   polimer   lateks/karet   alam,   kayu   polietilen   (PE),   polipropilen   (PP)   atau   polivinil klorida  (PVC)  dan sebagainya.  Sedangkan monomer  yang digunakan misalnya:  strirena, metil metakrilat, akrilonitril dan sebagainya.
Dengan  mengendalikan   jenis   dan   persentase  monomer,   serta   dosis   radiasi,  maka   akan didapat   kondisi   optimum  proses   polimerisasi   radiasi.  Dengan   proses   polimerisasi   radiasi tersebut maka akan dihasilkan produk baru yang diinginkan, misalnya lebih kuat, ulet, keras, kenyal dan sebagainya. Proses polimerisasi ini tidak menggunakan bahan kimia pemercepat dan panas,  karena sudah  terwakili  oleh sinar radiasi,  sehingga prosesnya dapat  dilakukan pada   suhu   kamar,   disamping   itu   proses   polimerisasi   radiasi  mudah   dikontrol/dipantau, sederhana, cepat, bebas pencemaran baik udara maupun limbah padat, serta produk yang dihasilkan   tidak  mengandung   bahan   beracun/karsinogen,   karena   prosesnya  merupakan teknologi bebas pencemaran.
Secara garis besar proses polimerisasi radiasi digambarkan sebagai berikut :


Teknologi  polimerisasi   radiasi  yang sudah mapan dan siap dipakai  untuk  industri   ialah  : vulkanisasi lateks alam, pembuatan kayu plastik, dan pelapisan permukaan kayu. Sedangkan yang  masih   dalam  persiapan   skala   pilot   adalah   peningkatan   kualitas   isolasi   kabel,   dan pembuatan termoplastik karet alam.
PELAPISAN PAPAN KAYU
Industri  perkayuan di   Indonesia berkembang dengan pesat  sejalan dengan kebijaksanaan pemerintah dalam usaha mengalihkan ekspor  kayu dari  gelondongan ke bentuk kayu  jadi atau setengah  jadi.  Hal   tersebut   terlihat  dengan meningkatnya  jumlah  industri  pengolahan kayu menjadi  barang  jadi  atau setengah  jadi,  misalnya kayu  lapis,  papan partikel,  mebel, lantai kayu, panel dinding dan sebagainya.
Pada umumnya tujuan pelapisan permukaan papan kayu ada dua macam yaitu menambah keindahan dan meningkatkan kualitas permukaan misalnya   lebih tahan bahan kimia, tahan panas dan sebagainya. Sumber radiasi yang digunakan pada teknik pelapisan permukaan ini ialah sinar berkas elektron. Proses pelapisan permukaan papan kayu memerlukan dua tahap pekerjaan,  yaitu pelapisan dasar  (base coating)  dan pelapisan atas  (top coating).  Proses pelapisan permukaan papan kayu dapat dilihat pada gambar 2.

Kayu  lapis,  parket,  papan partikel  diampelas,   lalu dilapisi  dengan oligomer  dan diiradiasi dengan sinar berkas elektron sebagai  pelapis dasar,  kemudian diampelas  lagi,  selanjutnya dilapisi dengan pelapis atas dan diiradiasi lagi.

Keuntungan penggunaan teknologi radiasi pada pelapisan permukaan ini, bila dibandingkan dengan cara konversional ialah :
 Kecepatan produksi relatif tinggi, sehingga ruang operasi yang digunakan relatif lebih sempit.
 Bebas dari bahan pelarut yang menguap, sehingga mengurangi masalah polusi udara.
 Prosesnya   dapat   dilakukan   pada   suhu   kamar,   sehingga   dapat   diterapkan   pada substrat yang sensitif terhadap panas, misalnya kertas dan sebagainya.
 Daya rekat yang memuaskan, karena adhesinya merupakan ikatan kimia.
KAYU PLASTIK
Dari  sekitar 4.000  jenis kayu yang terdapat  di  wilayah  Indonesia,  diperkirakan hanya 15%-20% saja yang bersifat  baik keawetannya.  Untuk meningkatkan keawetan kayu biasanya digunakan bahan pengawet,  misalnya  disodium oktaborate,  anhydrous,  pentaklor  phenol, dan   sebagainya.   Tetapi   bahan   pengawet   ini   sangat   berbahaya   bagi   kesehatan   apabila digunakan untuk bahan bangunan interior. Dengan  teknologi  polimerisasi   radiasi  dapat  ditingkatkan keawetan kayu.  Prosesnya dapat disajikan pada gambar 3. Kayu divakumkan dalam wadah tertutup kemudian dalam keadaan vakum kayu  tersebut  diberi  monomer,   lalu dibungkus supaya kedap udara,  dan kayu yang mengandung monomer ini diiradiasi. Kayu yang sudah diproses dengan metode polimerisasi radiasi ini disebut kayu plastik.

Kayu plasttik ini disamping sifat  fisik dan   mekaniknya meningkat misalnya lebih keras dan mudah dipelitur,   juga keawetannya  lebih baik dibanding kayu aslinya karena  lebih  tahan terhadap serangga pemakan kayu.  Kayu plastik  ini   tahan  terhadap cuac,  sehingga kayu plastik  tersebut  dapat  digunakan untuk bahan bangunan di   luar rumah dan untuk dekorasi interior, karena tidak mengganggu kesehatan.
     



BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan


DAFTAR PUSTAKA
_kayu.pdf, diakses 31Maret 2012).

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Komentar

 

my adorable dimension Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review